TATA
CAHAYA DALAM MULTIMEDIA
1.
Pengertian
Tata Cahaya
Tata cahaya adalah seni pengaturan cahaya dengan mempergunakan peralatan
pencahayaan agar kamera mampu melihat obyek dengan jelas, dan menciptakan ilusi
sehingga penonton mendapatkan kesan adanya jarak, ruang, waktu dan suasana dari
suatu kejadian yang dipertunjukkan dalam suatu
pementasan. Seperti halnya mata manusia,
kamera video membutuhkan cahaya yang cukup agar bisa berfungsi secara efektif.
Dengan pencahayaan penonton akan bisa melihat seperti apa bentuk obyek, di mana
dia saling berhubungan dengan obyek lainnya, dengan lingkungannya, dan kapan
peristiwa itu terjadi.
Kerja
kamera elektronik sangat dipengaruhi oleh sistem pencahayaan . Hal ini sesuai
dengan karakter sistem proses perekaman gambar oleh kamera elektronik, sehingga
masalah-masalah mengenai tata cahaya sangatlah penting peranannya dalam sebuah
kegiatan perekaman gambar.
Cahaya
menurut sumbernya dibedakan dalam Cahaya bersumber dari alam, seperti cahaya
matahari ( natural light/daylight) dan Cahaya yang diciptakan atau bersumber
dari lampu, api (artifisial light/tungsten)
Sumber cahaya itu sendiri mempunyai karakteristik jenis cahaya dan
intensitas cahaya yang bermacam-macam. Kita abaikan dulu permasalahan ini, kita
coba untuk memperlakukan sebuah sistem yang aplikatif terhadap kerja
kamera.Seperti teori dasar tata cahaya. Dalam setiap pengambilan gambar
dipengaruhi oleh kondisi tata cahaya yang ada, apapun kondisinya tetapi
hasilnyapun juga mengikuti kondisi tata cahaya tersebut. Namun untuk mendapatkan
hasil yang lebih maksimal maka kita dapat mengikuti teori dasar tata cahaya
yang berlaku, walaupun pada praktek kerja kita
dapat mengembangkan kreasi kita sesuai keinginan dan hasil yang akan
dicapai.
KUALITAS CAHAYA
a. Hard
light
Disebut dengan cahaya keras yang dihasilkan dari sumber cahaya
dengan intensitas yang tinggi, cahaya lebih bersifat spot. Menghasilkan
kekontrasan yang tinggi dan bayangan yang keras (gelap – terangnya).
b. Soft
Light
Disebut juga cahaya yang lembut karena dihasilkan dari sumber terpendar
dan halus biasanya cahaya yang dipancarkan adalah flood dan dibarengi dengan
filter atau elemen penghalus pemendaran cahaya.Kontras yang dihasilkan lebih
tipis sehingga bayangan yang dihasilkan juga tidak keras.
Cahaya berdasarkan konsep dasar pencahayan dapat dibedakan :
a. Natural
Light
Cahaya
natural yang sumber cahaya dalam satu frame atau adengan maupun scene bersumber
dari cahaya yang bersifat natural. Misalnya cahaya pagi hari dari sebelah timur
(key). Maka shot-shot dalm scene tersebut key lightnya dari arah yang sama.
c. Pictorial
Light/Arificial Light
Cahaya
yang bersifat artistik atau ciptaan. dibentuk sesuai kebutuhan artistik, mood
sebuah adegan atau scene. Jadi arah sumber cahaya (key) dapat berubah-ubah
sesuai dengan kebutuhan artistic gambar atau mood dari adegan tersebut.
Direction of Light
Pencahayaan
yang dibedakan berdasarkan arah cahaya dan jatuhnya cahaya ke subjek dapat
dibedakan:
a. Top
Light
Cahaya
yang datang dari arah atas subjek, sebagai ambient/base light juga menciptakan
suasana tertekan pada subjek.
b. Eye
Light
Cahaya yang ditujukan pada
posisi mata subjek guna untuk menguatkan kekuatan yang dimunculkan dari
mata.
c.Accent
Light
Cahaya
yang dibuat sebagai aksen diluar subjek untuk menciptakan kedalaman dan mood
tertentu. Biasanya ditujukan pada background
Color Temperature (Suhu
Warna)
Suhu cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang
berbeda pula. Lampu neon memberikan cahaya berwarna hijau kebiru-biruan, lampu
tangsten halogen menghasilkan warna kuning kemerah-merahan, sinar cahaya
matahari memancarkan warna putih kebiru-biruan.
Perbedaan ini sebenarnya karena adanya perbedaan derajad suhu
warna yang diukur dalam Derajad Kelvin.
Semakin rendah derajad Kelvin, maka suhu warnanya kemerah-merahan
sedangkan semakin tinggi derajad Kelvinnya maka suhu warna cenderung
kebiru-biruan.
Daftar derajad Kelvin
dengan sumber cahaya
10.000 Kelvin
|
Langit biru
|
9.000 Kelvin
|
Langit mendung
|
7.000 Kelvin
|
|
5.600 Kelvin
|
Cahaya matahari (DAY LIGHT)
|
4.900 Kelvin
|
Lampu Neon
|
4.200 Kelvin
|
2 jam setelah matahari terbit/
Sebelum terbenam (TUNGSTEN)
|
3.800 Kelvin
|
1 Jam setelah matahari terbit
|
3.200 Kelvin
|
Lampu halogen
|
2.800 Kelvin
|
Lampu Pijar
|
2.200 Kelvin
|
Matahari terbit/terbenam
|
1.600
Kelvin
|
Cahaya Matahari
|
Jika kita melihat matahari atau lampu buatan manusia lainnya, maka
cahaya yang dihasilkan adalah pijar putih atau kuning. Jadi cahaya tersebut
merupakan perpaduan dari beberapa HUE dalam spektrum.Apabila berbeda sumber
pencampurannya maka akan menghasilkan campuran yang berbeda pula yang ditangkap
oleh mata manusia.
2.
PRINSIP DASAR TATA CAHAYA
Ini
sudah menjadi rumusan atau formula dasar sebuah pencahayaan dalam produksi
video, film, dan foto. Tiga poin penting itu terdiri atas : Key Light, Fill Light, Back
Light
a. Key Light
Pencahayaan
utama yang diarahkan pada objek. Keylight merupakan sumber pencahayaan paling
dominan. Biasanya keylight lebih terang dibandingkan dengan fill light. Dalam
desain 3 poin pencahyaan, keylight ditempatkan pada sudut 45 derajat di atas subjek.Fill Light
b. Fill light
Pencahayaan pengisi, biasanya digunakan untuk
menghilangkan
bayangan objek yang disebabkan oleh key light. Fill light ditempatkan
berseberangan dengan subyek yang mempunyai jarak yang sama dengan keylight.
Intensitas pencahyaan fill light biasanya setengah dari key light.
c. Back Light
Pencahayaan
dari arah belakang objek, berfungsi untuk meberikan dimensi agar subjek tidak
“menyatu” dengan latar belakang. Pencahyaan ini diletakkan 45 derajat di
belakang subyek. Intensitas pencahyaan backlight sangat tergantung dari
pencahayaan key light dan fill light, dan tentu saja tergantung pada subyeknya.
Misal backlight untuk orang berambut pirang akan sedikit berbeda dengan
pencahayaan untuk orang dengan warna rambut hitam.
3.
Fungsi tata cahaya
Tata cahaya yang hadir di atas panggung dan
menyinari semua objek sesungguhnya menghadirkan kemungkinan bagi sutradara,
aktor, dan penonton untuk saling melihat
dan berkomunikasi. Semua objek yang
disinari memberikan gambaran yang jelas kepada penonton tentang segala sesuatu yang akan dikomunikasikan. Dengan cahaya, sutradara dapat menghadirkan ilusi imajinatif. Banyak hal yang bisa dikerjakan bekaitan dengan peran tata cahaya tetapi fungsi dasar tata cahaya ada empat, yaitu penerangan, dimensi, pemilihan, dan atmosfir (Mark Carpenter, 1988).
- Penerangan. Inilah fungsi paling mendasar
dari tata cahaya. Lampu memberi penerangan pada pemain dan setiap objek yang
ada di atas panggung. Istilah penerangan dalam tata cahaya panggung bukan hanya
sekedar memberi efek terang sehingga bisa dilihat tetapi memberi penerangan
bagian tertentu dengan intensitas tertentu. Tidak semua area di atas panggung
memiliki tingkat terang yang sama tetapi diatur dengan tujuan dan maksud
tertentu sehingga menegaskan pesan yang hendak disampaikan melalui laku aktor
di atas pentas.
- Dimensi. Dengan tata cahaya kedalaman
sebuah objek dapat dicitrakan. Dimensi dapat diciptakan dengan membagi sisi
gelap dan terang atas objek yang disinari sehingga membantu perspektif tata
panggung. Jika semua objek diterangi dengan intensitas yang sama maka gambar
yang akan tertangkap oleh mata penonton menjadi datar. Dengan pengaturan
tingkat intensitas serta pemilahan sisi gelap dan terang maka dimensi objek
akan muncul.
- Pemilihan. Tata cahaya dapat dimanfaatkan
untuk menentukan objek dan area yang hendak disinari. Jika dalam film dan
televisi sutradara dapat memilih adegan menggunakan kamera maka sutradara
panggung melakukannya dengan cahaya. Dalam pementasan tertentu, penonton secara
normal dapat melihat seluruh area panggung, untuk memberikan fokus perhatian
pada area atau aksi tertentu sutradara memanfaatkan cahaya. Pemilihan ini tidak
hanya berpengaruh bagi perhatian penonton tetapi juga bagi para aktor di atas
pentas serta keindahan tata panggung yang dihadirkan.
- Atmosfir. Yang paling menarik dari fungsi
tata cahaya adalah kemampuannya menghadirkan suasana yang mempengaruhi emosi
penonton. Kata “atmosfir” digunakan untuk menjelaskan suasana serta emosi yang
terkandung dalam peristiwa lakon.Tata cahaya mampu menghadirkan suasana yang
dikehendaki oleh lakon. Sejak ditemukannya teknologi pencahayaan panggung, efek
lampu dapat diciptakan untuk menirukan cahaya bulan dan matahari pada
waktu-waktu tertentu. Misalnya, warna cahaya matahari pagi berbeda dengan siang
hari. Sinar mentari pagi membawa kehangatan sedangkan sinar mentari siang hari
terasa panas. Inilah gambaran suasana dan emosi yang dapat dimunculkan oleh
tata cahaya
Keempat fungsi pokok tata cahaya di atas tidak berdiri sendiri. Artinya,
masing-masing fungsi memiliki interaksi (saling mempengaruhi). Fungsi
penerangan dilakukan dengan memilih area tertentu untuk memberikan gambaran
dimensional objek, suasana, dan emosi peristiwa. Gambar berikut memperlihatkan
interaksi fungsi pokok tata cahaya.
Selain keempat fungsi pokok di atas, tata cahaya
memiliki fungsi pendukung yang dikembangkan secara berlainan oleh masing-masing
ahli tata cahaya. Beberapa fungsi pendukung yang dapat ditemukan dalam tata
cahaya adalah sebagai berikut.
-
Gerak. Tata cahaya tidaklah statis.
Sepanjang pementasan, cahaya selalu bergerak dan berpindah dari area satu ke
area lain, dari objek satu ke objek lain. Gerak perpindahan cahaya ini mengalir
sehingga kadang-kadang perubahannya disadari oleh penonton dan kadang tidak. Jika
perpindahan cahaya bergerak dari aktor satu ke aktor lain dalam area yang
berbeda, penonton dapat melihatnya dengan jelas. Tetapi pergantian cahaya dalam
satu area ketika adegan tengah berlangsung terkadang tidak secara langsung
disadari. Tanpa sadar penonton dibawa ke dalam suasana yang berbeda melalui
perubahan cahaya.
-
Gaya. Cahaya dapat menunjukkan gaya
pementasan yang sedang dilakonkan. Gaya realis atau naturalis yang mensyaratkan
detil kenyataan mengharuskan tata cahaya mengikuti cahaya alami seperti
matahari, bulan atau lampu meja. Dalam gaya Surealis tata cahaya diproyeksikan
untuk menyajikan imajinasi atau fantasi di luar kenyataan seharihari. Dalam
pementasan komedi atau dagelan tata cahaya membutuhkan tingkat penerangan yang
tinggi sehingga setiap gerak lucu yang dilakukan oleh aktor dapat tertangkap
jelas oleh penonton.
-
Komposisi. Cahaya
dapat dimanfaatkan untuk menciptakan lukisan panggung melalui tatanan warna
yang dihasilkannya.
-
Penekanan. Tata
cahaya dapat memberikan penekanan tertentu pada adegan atau objek yang
dinginkan. Penggunaan warna serta intensitas dapat menarik perhatian penonton
sehingga membantu pesan yang hendak disampaikan. Sebuah bagian bangunan yang
tinggi yang senantiasa disinari cahaya sepanjang pertunjukan akan menarik perhatian
penonton dan menimbulkan pertanyaan sehingga membuat penonton menyelidiki
maksud dari hal tersebut.
-
Pemberian tanda. Cahaya berfungsi untuk memberi tanda selama pertunjukan berlangsung.
Misalnya, fade out untuk
mengakhiri sebuah adegan, fade in untuk memulai adegan dan black out sebagai
akhir dari cerita. Dalam pementasan teater tradisional, black out biasanya
digunakan sebagai tanda ganti adegan diiringi dengan pergantian set
- Peralatan Tata Cahaya
Kerja
tata cahaya adalah kerja pengaturan sinar di atas pentas. Kecakapan dalam
mendisitribusi cahaya ke atas pentas sangat dibutuhkan. Dengan peralatan tata
cahaya, kontrol atau kendali atas distribusi cahaya itu dikerjakan. Penata
cahaya perlu mengendalikan intensitas, warna, arah, bentuk, ukuran, dan kualitas
cahaya serta gerak arus cahaya. Semua kendali itu bisa dimungkinkan
karena adanya peralatan tata cahaya yang memang dirancang untuk tujuan
tersebut. Penguasaan peralatan wajib dipelajari oleh penata cahaya.
a.
Bohlam
Bohlam (bulb,
lamp) adalah sumber cahaya. Bagian-bagian dari bohlam terdiri atas envelope,
filament, dan base (Gb.204). Envelope adalah cangkang yang terbuat dari gelas
kaca atau kwarsa untuk melindungi komponen dari udara dan mencegahnya dari
kebakaran.
Gb.204 Bohlam
Filament
merupakan komponen yang mengubah panas listrik menjadi cahaya. Ukuran dan
bentuknya bermacam-macam disesuaikan dengan ketahanan panas dan hasil cahaya
yang dinginkan. Karena filament menghasilkan cahaya dari panas maka ia juga
menjadi lemah karena panas sehingga mudah rusak. Oleh karena itu pemasangan dan
pelepasan bohlam hendaknya dilakukan dengan hati-hati apalagi ketika kondisinya
sedang menyala. Base, adalah dasaran untuk meletakkan bohlam pada dudukan yang
sesuai dan merupakan komponen yang menghubungkan filament dengan arus listrik.
Jenis dan bentuk base berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan dudukan yang
disediakan pada masing-masing jenis dan merk lampu dari pabrikan tertentu.
Gambar di atas memperlihatkan aneka ragam bentuk bohlam. Hampir semua bohlam dibuat terpisah dengan reflektornya tetapi pada lampu PAR bohlam dibuat satu unit dengan reflektor dan lensa sehingga jika bohlam mati maka semua unit komponennya harus diganti. Pada dasarnya jenis bohlam lampu panggung ada tiga yaitu; tungsten, tungsten-halogen, dan discharge. Tungsten digunakan untuk lampu di bawah 1000 watt. Tungsten-halogen untuk lampu 1000 watt ke atas. Sedangkan discharge adalah lampu yang hanya bisa dioperasikan secara manual seperti lampu followspot. Penggunaan jenis bohlam ini didasari pada ketahanan material menahan panas tinggi dalam kurun waktu yang lama. Karena bekerja dengan panas, maka kualitas bohlam menurun seiring penggunaan waktu dan batas waktu hidupnya (lifetime) telah ditentukan (terbatas).
b.
Reflektor dan Refleksi
Untuk memancarkan
cahaya dari bohlam ke objek yang disinari dibutuhkan reflektor. Cahaya yang
hanya berasal dari bohlam sinarnya kurang kuat dan tidak terarah pancarannya.
Dengan reflektor maka pancaran cahaya yang berasal dari bohlam dapat
ditingkatkan, diatur, dan diarahkan. Lampu panggung menggunakan tiga jenis
reflektor yaitu; ellipsoidal, spherical,
dan parabolic. Reflektor ellipsoidal berbentuk lengkungan setengah elips
(lonjong) yang mengelilingi lampu sehingga mencipatkan efek pancaran tiga
dimensi. Jarak masing-masing sisinya terhadap sumber cahaya tetap. Karena
bentuknya tersebut cahaya yang dihasilkan oleh reflektor ellipsoidal memiliki
dua focal point (tittik temu fokus cahaya). Focal point 1 berasal dari titik
fokus sumber cahaya (bohlam) kemudian memantul kembali ke reflektor yang hasil
refleksinya membentuk titik focal point 2 baru kemudian menyebar (Gb.206).
Reflektor spherical memiliki bentuk sisi yang
membulat. Jenis reflektor ini memancarkan seluruh cahaya langsung dari titik
focal point ke reflektor yang merefleksikannya kembali melalui focal point
tersebut sebelum memencar. Jika dibuat garis lingkaran imajiner maka panjang
cahaya yang ditempuh masing-masing garis cahaya adalah sama. Gambar 207
memperlihatkan refleksi cahaya melalui reflektor spherical.
Gb.207
Reflektor spherical
Reflektor
parabolic memiliki bentuk sisi parabola. Reflektor jenis ini merefleksikan
cahaya langsung dari atau melalui focal point kemudian menyebar secara paralel
membentuk cahaya yang diameternya hampir sama dengan diameter reflektor
(Gb.208). Dengan demikian, diameter cahaya yang dihasilkan sangat tergantung
dengan diameter reflektor. Contoh lampu sehari-hari yang menggu-nakan reflektor
parabolic adalah lampu senter.
Gb.208 Refleksi
prabolic
Selain
refleksi yang dihasilkan melalui reflektor, cahaya juga akan mengalami refleksi
setelah menyentuh objek penyinaran. Refleksi cahaya yang memantul setelah
mengenai objek dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu specular, diffuse,
spread, dan mixed. Refleksi specular (seperti cermin) memantulkan arah cahaya
tanpa mengubah besaran cahaya alami dari sumbernya (Gb.209).
Gb.209
Refleksi specular
Refleksi
diffuse terjadi ketika cahaya yang mengenai permukaan objek memantul dengan
pendar yang merata ke segala arah (Gb.210). Contoh dari refleksi diffuse adalah
ketika cahaya diarahkan ke sebuah lukisan dua dimensi.
Gb.210
Refleksi diffuse
Refleksi
spread sama seperti refleksi diffuse tetapi persentase masingmasing garis
cahaya tidak sama. Cahaya yang mengenai objek dengan intensitas lebih tinggi
garis cahayanya akan memendar dan direfleksikan lebih panjang dari yang lain
(Gb.211). Contoh refleksi spread adalah
ketika cahaya mengenai gumpalan aluminium foil.
Gb.211
Refleksi spread
Refleksi
mixed, merupakan refleksi campuran dari diffuse dan specular. Beberapa garis
cahaya dipendarkan secara merata ke segala penjuru arah tetapi sebagian garis
cahaya dipantulkan seperti cermin (Gb.212). Contoh refleksi mixed adalah ketika
cahaya menyinari gagang pintu dari logam, jam tangan emas, atau lantai kayu
yang mengkilat.
Gb.212 Refleksi mixed
c.
Lensa
Cahaya
memerlukan pembiasan atau pembelokan sehingga besar kecilnya ukuran cahaya bisa
diatur. Alat yang digunakan untuk membiaskan cahaya adalah lensa yang terbuat
dari gelas kaca atau semacam plastik. Ada tiga jenis lensa yang digunakan dalam
lampu panggung, yaitu lensa plano convex, fresnel, dan pebble convex. Lensa
plano concex sisi luarnya berbentuk cembung (kurva) dan memiliki permukaan yang
halus (Gb.213). Lensa yang biasa disebut
sebagai PC ini digunakan untuk membentuk lingkaran cahaya yang garis tepinya
jelas kelihatan (hard edge). Ukuran dan ketebalan lensa sangat tergantung dari
ukuran dan intensitas hasil cahaya yang dikehendaki.
Gb.213 Lensa
planno convex
Lensa fresnel
adalah lensa yang permukaannya membentuk cetakan bergerigi (Gb.214). Lampu yang
menggunakan lensa ini akan menghasilkan lingkaran cahaya yang garis tepinya
lembut (soft edge). Ketebalan lensa fresnel lebih tipis dari lensa PC. Garis
lembut lingkaran cahaya yang dihasilkan memungkinkan untuk pencampuran warna
pada area penyinaran. Sedangkan lensa pebble convex memiliki permukaan luar
sama dengan lensa PC tetapi sisi dalamnya bergerigi seperti fresnel (Gb.215). Lensa
ini sering juga disebut sebagai step lens. Karakter Cahaya yang dihasilkannya
berada di antara PC dan fresnel.
Gb.214 Lensa
fresnel
Gb.215 Lensa
pebble convex
d.
Lampu
Istilah lampu
yang digunakan di sini tidak mengacu pada kata lamp tetapi lantern. Kata lamp
diartikan sebagai bohlam dan lantern sebagai lampu dan seluruh perlengkapannya
termasuk di dalamnya bohlam. Istilah lantern digunakan sebagai pembeda antara
lampu panggung terhadap lampu rumahan.
Dalam lampu panggung ada terdapat banyak jenis lampu. Akan tetapi,
secara mendasar dikategorikan ke dalam dua jenis, yaitu flood dan spot. Flood
memiliki cahaya dengan sinar yang menyebar sedangkan spot memiliki sinar yang
menyorot terarah. Semua lampu memiliki keistimewaan tersendiri dalam menghasilkan
cahaya. Perkembangan teknologi lampu panggung terkadang menghasilkan sesuatu
yang baru dengan mengkombinasikan prinsip dan unsur yang ada di dalamnya. Tugas utama dari lampu panggung adalah
menghadirkan cahaya, warna, dan bentuk yang dapat disesuaikan dan diarahkan
menurut kebutuhan.
1.
Floodlight
Bentuk paling
sederhana dalam khasanah lampu panggung adalah floodlight (Gb.216). Bohlam dan
reflektor diletakkan dalam sebuah kotak yang dapat diarahkan ke kanan dan ke
kiri serta ke atas dan ke bawah untuk mengatur jatuhnya cahaya. Tidak ada
pengaturan khusus lain yang bisa dilakukan seperti pengaturan bentuk, ukuran
sinar, dan fokus. Sifat menyebar dari sinar cahaya yang dihasilkan membuat
besaran area yang disinari tergantung dari jarak lampu terhadap objek.
Gb.216 Lampu
floodlight
Karena
keterbatasannya, lampu flood tidak
efektif digunakan untuk menyinari aktor. Sifatnya yang mengandalkan jarak
membuat sinar cahaya mengabur pada objek yang jauh letaknya. Luas area
penyinaran lampu flood sangat tergantung
dari besarnya watt dan reflektor yang
digunakan.
Jadi, lampu flood standar dengan kekuatan 1000 watt mampu menyinari area yang
lebih luas dibandingkan yang berkekuatan 500 watt. Penggunaan lampu flood
efektif untuk menyinari backdrop (siklorama) atau objek tertentu dengan jarak
dekat. Lampu flood yang menggunakan watt besar dan dikhususkan untuk menyinari
backdrop disebut cyc-light
Gb.217
Cyc-light
Lampu flood
dapat dikombinasikan dengan merangkai beberapa lampu dalam satu wadah
(compartment). Warna diatur sedemikian rupa sehingga dalam satu kotak terdapat
beberapa lampu yang memiliki warna sama. Beberapa lampu flood yang dirangkai
dalam satu kotak dan digantung di atas panggung ini disebut dengan batten atau
striplight
Gb.218 Batten
atau striplight
Fungsi lampu
ini adalah untuk menyinari backdrop atau siklorama dari atas. Tetapi jika
rangkaian tersebut diletakkan di bawah pada panggung depan dengan tujuan untuk
menyinari aktor dari bawah disebut dengan footlight. Jika rangkaian ini
diletakkan di bawah tetapi tidak di bagian depan panggung dengan tujuan untuk
menyinari backdrop atau objek tertentu dari bawah disebut dengan groundrow.
2. Scoop
Lampu scoop adalah lampu flood yang menggunakan reflektor ellipsoidal dan
dapat digunakan untuk berbagai macam keperluan. Sinar cahaya
yang dihasilkan memancar secara merata
dengan lembut (Gb.219). Lampu scoop ada beberapa jenis yang dirancang
khusus untuk bohlam tertentu. Ada yang menggunakan bohlam pijar biasa ada yang
menggunakan bohlam tungsten. Tetapi secara
umum, scoop dapat menggunakan bohlam pijar dan tungsten-halogen. Lampu ini
sangat efisien untuk menerangi areal tertentu yang terbatas. Karakter cahayanya
yang lembut membuat lampu scoop sangat ideal untuk memadukan warna cahaya.
Selain digunakan untuk panggung teater dan teater boneka, scoop juga digunakan untuk televisi, studio
photografi, dan gedung yang membutuhkan penerangan khusus seperti museum.
Gb.219 Lampu
scoop
3.
Fresnel
Fresnel merupakan lampu spot yang memiliki garis
batas sinar cahaya yang lembut. Lampu ini menggunakan reflektor
spherical dan lensa fresnel (Gb.220). Karena karakter lensa fresnel yang
bergerigi pada sisi luarnya maka bagian tengah lingkaran cahaya yang dihasilkan
lebih terang dan meredup ke arah garis tepi cahaya. Pengaturan ukuran sinar
cahaya dilakukan dengan menggerakkan bohlam
dan reflektor mendekati lensa. Semakin dekat bohlam dan reflektor ke lensa maka
lingkaran sinar cahaya yang dihasilkan semakin besar. Sifat lingkaran cahaya
yang lembut memungkinkan dua atau lebih lampu fresnel memadukan warna cahaya
pada objek atau area yang disinari. Kekurangan dari lampu fresnel adalah
intensitas cahaya tertinggi ada pada pusat lingkaran cahaya sehingga jika
seorang aktor berdiri agak jauk dari pusat lingkaran cahaya maka ia kurang
mendapat cukup cahaya.
Lampu fresnel dibuat dengan berbagai
macam variasi ukuran lensa dan kekuatan (daya) seperti yang terlihat dalam
gambar 221. Ukuran lensa dan kekuatan daya mempengaruhi hasil pencahayaan.
Gb.220 Bagan
lampu fresnel
Diameter lensa
dan daya yang kecil menghasilkan jarak penyinaran yang tidak jauh.
Artinya, ia tidak bisa menyinari objek
yang jauh. Setiap lampu memiliki jarak cahaya minimum dan maksimum. Jika
pengaturan lampu melebihi jarak yang ditetapkan maka cahaya yang dihasilkan
menjadi tidak fokus (buram) atau terlalu terang.
Gb.221
Berbagai macam lampu fresnel
Selain itu,
karena sifatnya yang sedikit menyebar maka jika jarak lampu terlalu jauh dari
objek sebaran cahayanya akan menerobos ke objek lain. Karena sifatnya ini,
lampu fresnel tidak tepat jika dipasang di baris depan panggung proscenium
(apron) karena sebaran cahayanya bisa menerangi bingkai panggung. Fresnel lebih
efektif di pasang untuk menyinari panggung tengah.
4.
Profile
Lampu profile
termasuk lampu spot yang menggunakan lensa plano convex sehingga lingkaran
sinar cahaya yang dihasilkan memiliki garis tepi yang tegas. Dengan mengatur
posisi lensa, maka lingkaran sinar cahaya bisa disesuaikan. Jika lampu profile
dalam keadaan fokus maka batas lingkaran cahaya akan jelas terlihat dan jika
tidak fokus batas lingkaran cahayanya akan mengabur meskipun tidak selembut
lampu fresnel. Lampu profile digunakan karena besaran lingkaran cahaya dan
derajat penyinarannya bisa diatur sedemikian rupa. Selain bentuk sinar cahaya
yang melingkar lampu profile dapat membentuk cahaya secara fleksibel dengan
bantuan shutter. Shutter atau penutup cahaya ini terpasang di empat sisi (atas,
bawah, kanan, dan kiri). Dengan mengatur posisi shutter ini maka bentuk cahaya
yang dinginkan dapat dikreasikan.
Di Amerika
lampu ini disebut ERS (Ellipsoidal Relfector Spotlight) atau lampu spot yang
menggunakan relfektor ellipsoidal. Dapat juga disebut lekolite atau leko (di
Indonesia sering disebut lampu elips atau profil). Lampu ERS generasi
pertama menempatkan bohlam 45 derajat
dari garis axis (poros bumi), reflektor, dan posisi lensa (Gb.222). Lampu ini
disebut ERS radial. Lampu ERS modern menempatkan bohlam sejajar dengan axis dan
sistem optik. Lampu ini disebut ERS Axial (Gb.223). Jika penempatan bohlam
tidak sejajar atau presisi antara focal point dan reflektor maka efisiensi dan
keserasian cahayanya akan terganggu.
Gb.222 Bagan
lampu ERS radial
Gb.223 Bagan
lampu ERS axial
Berbagai
bentuk dan ukuran lampu profil dibuat untuk kepentingan pencahaayan panggung
(Gb.224). Namun lampu profil atau ERS ini pada dasarnya hanya memiliki tiga
jenis lampu, yaitu standard, bifocal,
dan zoom. Lampu standar menggunakan satu lensa. Pengaturan fokusnya dengan
mendekatkan lensa ke bohlam. Untuk mengatur bentuk cahaya terdapat shutter yang
dapat mengatur bentuk cahaya secara fleksibel. Di depan shutter ada slot untuk
iris yang dapat mengatur cahaya berbentuk melingkar. Slot untuk iris ini juga
dapat digunakan untuk menempatkan gobo (plat metal bermotif yang dapat
meproyeksikan cahaya sesuai gambar motif yang ada).
Gb.224
Berbagai jenis lampu profil (ERS)
Lampu bifocal
adalah lampu profil standar yang ditambahi dengan shutter tambahan. Shutter
tambahan ini diletakkan di luar fokus sehingga lampu dapat menghasilkan
lingkaran cahaya yang tegas dan lembut sekaligus. Seiring perkembangan, lampu
bifocal sudah tidak diterbitkan lagi. Sedangkan lampu zoom menggunakan dua
lensa plano convex yang dipasang secara berhadapan (belly to belly). Lensa yang
pertama mengatur fokus (seperti pada lampu profil standar) dan lensa yang kedua
untuk mengatur ukuran lingkar sinar cahaya (GB.225). Kombinasi lensa yang
dilakukan pada lampu standard dan bifocal dapat mengubah ukuran lingkaran sinar
cahaya tetapi bagaimanapun juga kemungkinannya terbatas.
Gb.225 Bagan
lampu profil
Dengan lampu
zoom ukuran lingkaran sinar cahaya dapat diatur pada sebarang titik (nilai)
antara minimal dan maksimal hanya dengan menggeser tombol atau pegangan (knob)
yang telah disediakan.
Gb.226 Bagan
lampu profil zoom
Pada jenis
standar dan bifocal hal ini harus dilakukan dengan mengganti atau mengkombinasi
lensa yang membutuhkan beberapa peralatan tambahan serta memerlukan waktu
pemasangan tersendiri. Dengan demikian penggunaan lampu ERS (profile zoom)
sangatlah efektif.
5.
Pebble Convex
Struktur lampu
ini sama dengan fresnel yaitu menggunakan reflektor spherical. Yang membedakan
adalah digunakannya lensa pebble convex. Pada mulanya, terdapat pula lampu
semacam ini dengan menggunakan lensa plano convex dan sering disebut dengan
lampu PC. Lampu PC (plano convex) tidak lagi diproduksi di Amerika dan yang
sampai sekarang masih digunakan (terutama di Eropa) adalah lampu pebble convex
atau prism convex (Gb.227). Untuk mengatur ukuran lingkaran sinar cahaya lampu
dan reflektor didekatkan ke lensa. Karena menggunakan lensa pebble convex maka
garis sinar cahaya yang dihasilkan berada di antara fresnel yang berkarakter
lembut dan profile yang berkarakter tegas. Lampu ini sangat bermanfaat ketika
garis sinar cahaya yang tegas tidak diperlukan sementara garis sinar cahaya
yang lembut terlalu kabur.
Gb.227 Lampu
pebble convex
6. Follow Spot
Lampu follow
spot sering juga disebut lime adalah lampu yang dapat dikendalikan secara
langsung oleh operator untuk mengikuti gerak laku aktor di atas panggung.
Gb.228 Lampu
follow spot
Karena
dikendalikan secara manual maka lampu ini memiliki struktur yang kuat baik secara optik maupun mekanik.
Keseimbangan diatur sedemikian rupa sehingga gerak ke atas dan ke bawah, ke
kanan dan kekiri dapat mengalir dengan baik. Pengaturan besar kecilnya ukuran
lingkaran sinar cahaya, fokus, dan warna diatur oleh pengendali. Untuk
menempatkan lampu ini diperlukan dudukan (stand) khusus yang dapat diputar dan
diatur tinggi rendahnya. Untuk lampu yang berukuran besar, stand yang digunakan
biasanya memiliki roda sehingga memudahkan dalam memindahkan lampu dari tempat
satu ke tampat lain.
Lampu follow
spot menggunakan bohlam jenis discharge yang kuat menahan panas tinggi serta
mampu menahan goncangan dan dapat menghasilkan intensitas cahaya yang tinggi.
Penggunaan bohlam discharge tidak memungkinkan lampu dikontrol secara elektrik
karena sifatnya hanya on-off dan tidak bisa diredupkan dengan dimmer. Garis
lingkaran sinar cahaya sangatlah jelas terlihat. Lampu ini biasanya mengikuti
atau menyorot seorang aktor secara khusus dalam areal yang khusus.
7.
PAR
PAR atau dapat
juga ditulis dengan par adalah lampu yang bohlam, reflektor, dan lensanya
terintegrasi. Par merupakan singkatan dari parabolic aluminized reflector.
Dengan demikian unit lampu par menggunakan lensa parabolik. Karena lampu par
adalah berbentuk satu kesatuan (unit) maka ukuran sinar cahayanya tidak dapat
disesuaikan kecuali dengan mengganti lampunya. Ukuran diameter dan watt lampu
par bermacam-macam. Yang umum digunakan adalah par 36, 38, 46, 56, dan 64.
Gb.229
Berbagai ukuran lampu par
Daya yang
digunakan berkisar antara 50 sampai dengan 1000 watt. Untuk mengukur diameter
lampu par sangatlah mudah yaitu dengan membagi nomor par dengan 8 inchi. Misalnya,
lampu par 56 memiliki diameter 7 inchi (56:8 = 7). Besaran sinar cahaya yang
dihasilkan sangat tergantung dari ukuran diameter lampunya. Sedangkan
intensitas dan jarak cahaya tergantung dari besaran dayanya. Meskipun lampu par
memungkinkan penggunaan bohlam jenis discharge tetapi umumnya untuk keperluan
panggung bohlam yang digunakan berjenis tungsten halogen.
Lampu par
ditempatkan dalam wadah (housing) yang disebut par can atau kaleng par yang
memungkinkan lampu untuk digerakkan, diarahkan, dan diberi warna. Ukuran wadah
menyesuaikan dengan ukuran lampu yang dipasang di dalamnya (Gb.230). Sinar
cahaya yang dihasilkan berkarakter lembut dan lebih berbentuk oval ketimbang
circular (melingkar). Untuk mengetahui jenis karakter serta bentuk sinar yang
dihasilkan maka lampu par menyediakan berbagai macam variasi dengan
mengkombinasikan bentuk lensa yang digunakan. Misalnya, lampu par 64
menyediakan berbagai macam variasi yang bisa dipilih, yaitu VNSP, NSP, MFL, WFL.
VSP atau Very Narrow Spot adalah lampu par yang mampu menghasilkan titik sinar
yang sangat sempit. NSP (Narrow Spot) menghasilkan sinar yang sempit. MFL
(Medium Flood) menghasilkan karakter sinar flood menengah. WFL (Wide Flood)
menghasilkan karakter sinar flood yang melebar.
Gb.230 Lampu
par dengan housing (can)
Par merupakan
lampu yang efektif dalam menghasilkan sinar. Lampu ini sering digunakan dalam
pentas pertunjukan musik indoor maupun outdoor dan mampu menghadirkan cahaya
yang kuat. Karena ukurannya telah tertentu maka pemilihan lampu par sangat
tergantung dari luas dan jarak area yang akan disinari.
8.
Efek
Lampu efek
adalah lampu yang menghadirkan cahaya khusus untuk kepentingan tertentu.
Misalnya dalam sebuah pertunjukan teater menghendaki lukisan cahaya yang penuh
fantasi maka digunakanlah lampu efek yang dapat menciptakan lukisan cahaya
tersebut. Terdapat aneka macam lampu efek , diantaranya mirror ball, moving
light, tetapi semua sangat tergantung kebutuhan dan kepentingan artistik.
Gambar 231 memperlihatkan beberapa lampu efek yang sering digunakan di atas
panggung.
Gb.231
Beberapa jenis lampu efek
9.
Practical
Yang dimaksud
dengan lampu practical adalah lampu yang digunakan sehari-hari tetapi
diperlukan dalam sebuah pementasan. Misalnya lampu belajar, lampu gantung atau
lampu hiasan dinding. Dalam pertunjukan teater yang menghadirkan latar cerita
realis yang berdasar pada kenyataan, tata panggung dibuat menyerupai keadaan
sebenarnya. Jika dalam cerita menghendaki adanya lampu gantung di satu rumah
mewah maka lampu tersebut harus dihadirkan. Jika cerita terjadi malam hari dan
lampu tersebut harus dinyalakan maka lampu gantung itupun dinyalakan. Karena
keadaan di panggung berbeda dengan kenyataan, maka tugas penata lampu adalah
mengatur teknik pencahayaan sehingga sumber cahaya seolah-olah hanya berasal
dari lampu gantung.
e.
Perlengkapan Pemasangan
Untuk memasang
lampu di atas pentas dibutuhkan berbagai macam perlengkapan pemasangan.
Perlengkapan tersebut ada yang telah terpasang secara permanen dan ada yang
dapat dipindahpindahkan. Di bawah ini akan dijelaskan perlengkapan pemasangan
lampu yang terdiri dari bar dan boom, stand, serta clamp dan bracket.
1.
Bar dan Boom
Perlengkapan
pemasangan lampu harus dibuat dari bahan yang kuat sehingga mampu menahan berat
sejumlah lampu yang dipasang. Dalam panggung biasanya terdapat baris untuk
menggantungkan l
Tidak ada komentar
Posting Komentar